Sebentar lagi para guru beserta siswa/siswi SMA Negeri 2 Cimahi kelas XI akan berwisata ke Yogyakarta, semoga postingan ini dapat menjadi referensi serta menambah pengetahuan kita tentang Provinsi Yogyakarta itu sendiri. Kombinasi yang unik antara candi-candi kuno, sejarah, tradisi,
budaya, dan kekuatan alam menjadikan Yogyakarta sangat menarik untuk
dikunjungi. ☺
Candi Prambanan
Ada sebuah legenda yang selalu diceritakan masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, lelaki bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Karena tak mencintai, Jonggrang meminta Bondowoso membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam. Permintaan itu hampir terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api besar agar terbentuk suasana seperti pagi hari. Bondowoso yang baru dapat membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi.
Candi
Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma,
dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan
Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu
candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk
Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4
candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.
Malioboro
Matahari bersinar terik saat ribuan orang berdesak-desakan di sepanjang
Jalan Malioboro. Mereka tidak hanya berdiri di trotoar namun meluber hingga
badan jalan. Suasana begitu gaduh dan riuh. Tawa yang membuncah, jerit klakson
mobil, alunan gamelan kaset, hingga teriakan pedagang yang menjajakan makanan
dan mainan anak-anak berbaur menjadi satu. Setelah menunggu berjam-jam,
akhirnya rombongan kirab yang ditunggu pun muncul. Diawali oleh Bregada
Prajurit Lombok Abang, iring-iringan kereta kencana mulai berjalan pelan.
Kilatan blitz kamera dan gemuruh tepuk tangan menyambut saat pasangan pengantin
lewat. Semua berdesakan ingin menyakasikan pasangan GKR Bendara dan KPH
Yudhanegara yang terus melambaikan tangan dan menebarkan senyum ramah.
Itulah pemandangan yang terlihat saat rombongan kirab pawiwahan ageng
putri bungsu Sultan Hamengku Buwono X lewat dari Keraton Yogyakarta menuju
Bangsal Kepatihan. Ribuan orang berjejalan memenuhi Jalan Malioboro yang
membentang dari utara ke selatan. Dalam bahasa Sansekerta, malioboro berarti
jalan karangan bunga karena pada zaman dulu ketika Keraton mengadakan acara,
jalan sepanjang 1 km ini akan dipenuhi karangan bunga. Meski waktu terus
bergulir dan jaman telah berubah, posisi Malioboro sebagai jalan utama tempat
dilangsungkannya aneka kirab dan perayaan tidak pernah berubah. Hingga saat ini
Malioboro, Benteng Vredeburg, dan Titik Nol masih menjadi tempat
dilangsungkannya beragam karnaval mulai dari gelaran Jogja Java Carnival, Pekan
Budaya Tionghoa, Festival Kesenian Yogyakarta, Karnaval Malioboro, dan masih
banyak lainnya.
Sebelum
berubah menjadi jalanan yang ramai, Malioboro hanyalah ruas jalan yang sepi
dengan pohon asam tumbuh di kanan dan kirinya. Jalan ini hanya dilewati oleh
masyarakat yang hendak ke Keraton atau kompleks kawasan Indische pertama di
Jogja seperti Loji Besar (Benteng Vredeburg), Loji Kecil (kawasan di sebelah
Gedung Agung), Loji Kebon (Gedung Agung), maupun Loji Setan (Kantor DPRD). Namun
keberadaan Pasar Gede atau Pasar Beringharjo di sisi selatan serta adanya
permukiman etnis Tionghoa di daerah Ketandan lambat laun mendongkrak
perekonomian di kawasan tersebut. Kelompok Tionghoa menjadikan Malioboro
sebagai kanal bisnisnya, sehingga kawasan perdagangan yang awalnya berpusat di
Beringharjo dan Pecinan akhirnya meluas ke arah utara hingga Stasiun Tugu.
Gua Jomblang
Gua Jomblang merupakan salah satu gua dari ratusan kompleks gua
Gunungkidul yang terkenal karena keunikan dan keindahannya yang tidak
terbantahkan. Pada tahun 2011, Gua Jomblang dijadikan tempat pengambilan
gambar Amazing Race Amerika. Terletak di rentangan perbukitan karst
pesisir selatan yang memanjang dari Gombong, Jawa Tengah; hingga kawasan
karst Pegunungan Sewu, Pacitan, Jawa Timur; gua vertikal yang bertipe
collapse doline ini terbentuk akibat proses geologi amblesnya tanah
beserta vegetasi yang ada di atasnya ke dasar bumi yang terjadi ribuan
tahun lalu. Runtuhan ini membentuk sinkhole atau sumuran yang dalam
bahasa Jawa dikenal dengan istilah luweng. Karena itu gua yang memiliki
luas mulut gua sekitar 50 meter ini sering disebut dengan nama Luweng
Jomblang.
Untuk memasuki Gua Jomblang diperlukan kemampuan teknik
tali tunggal atau single rope technique (SRT). Oleh karena itu,
siapapun yang hendak caving di Jomblang wajib menggunakan peralatan
khusus yang sesuai dengan standar kemanan caving di gua vertikal dan
harus didampingi oleh penelusur gua yang sudah berpengalaman. Bersama
rekan-rekan caver dari Jomblang Resort, YogYES pun mencoba untuk caving
di gua yang eksotik ini. Setelah memakai coverall, sepatu boot, helm,
dan headlamp, seorang pemandu pun memasangkan SRT set di tubuh YogYES
sambil menjelaskan nama dan fungsinya masing-masing. SRT set tersebut
terdiri dari seat harness, chest harness, ascender / croll, auto
descender, footloop, jammer, carabiner, cowstail panjang, serta cowstail
pendek.
Pantai Parangtritis
Pantai Parangtritis terletak 27 km selatan Kota Jogja dan mudah dicapai
dengan transportasi umum yang beroperasi hingga pk 17.00 maupun kendaraan
pribadi. Sore menjelang matahari terbenam adalah saat terbaik untuk mengunjungi
pantai paling terkenal di Yogyakarta ini. Namun bila Anda tiba lebih cepat, tak
ada salahnya untuk naik ke Tebing Gembirawati di belakang pantai ini. Dari sana
kita bisa melihat seluruh area Pantai Parangtritis, laut selatan, hingga ke
batas cakrawala.
Belum banyak orang tahu bahwa di sebelah timur tebing ini tersembunyi sebuah
reruntuhan candi. Berbeda dengan candi lainnya yang terletak di daerah
pegunungan, Candi Gembirawati hanya beberapa ratus meter dari bibir Pantai
Parangtritis. Untuk menuju candi ini, kita bisa melewati jalan menanjak dekat
Hotel Queen of the South lalu masuk ke jalan setapak ke arah barat sekitar 100
meter. Sayup-sayup gemuruh ombak laut selatan yang ganas bisa terdengar dari
candi ini.
Pantai
Parangtritis sangat lekat dengan legenda Ratu Kidul. Banyak orang Jawa percaya
bahwa Pantai Parangtritis adalah gerbang kerajaan gaib Ratu Kidul yang
menguasai laut selatan. Hotel Queen of the South adalah sebuah resort
mewah yang diberi nama sesuai legenda ini. Sayangnya resort ini sekarang sudah
jarang buka padahal dulu memiliki pemandangan yang sanggup membuat kita menahan
nafas.
Sumber: YOGYES.COM